Rahmatrabani
Trader baru
Teknik Scalping Mudah Dengan Metode Puria
Pada pembahasan kali ini, penulis akan mengupas sebuah topik yaitu teknik scalping mudah dengan metode puria. Meskipun teknik scalping sering dipandang sebelah mata, nyatanya scalper mania semakin banyak jumlahnya di Indonesia. Hal ini karena banyak yang menganggap bahwa trading forex dengan cara scalping berisiko tinggi dan mudah menjerumuskan trader untuk sekedar berspekulasi.
Bagi Anda yang saat ini sedang belajar menjadi scalper, mungkin akan kebingungan memilih teknik scalping mudah mana yang bisa dipelajari terlebih dulu. Nah, metode puria dengan berbagai kemudahan dan kelebihannya bisa menjadi pilihan.
Apa Itu Teknik Scalping Metode Puria?
Teknik scalping dengan metode puria mungkin belum begitu populer dan masih asing di telinga trader Indonesia. Secara garis besar, teknik ini memanfaatkan rata-rata pergerakan harga dan kondisi jenuh beli atau jual pada pair mata uang tertentu dalam jangka waktu pendek.
Seperti teknik scalping pada umumnya, penggunaan time frame metode puria relatif menggunakan waktu kecil yaitu antara 15 menit hingga 1 jam saja. Beberapa indikator yang sering dijadikan acuan analisa scalping metode puria ini adalah indikator Moving Average dan Oscillator, salah satunya adalah MACD.
Namun, ada beberapa hal lain yang harus dipahami sebelum menggunakan teknik scalping ini. Beberapa di antaranya adalah pemilihan pair mata uang yang ditradingkan dan besar kecil take profit yang diambil. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda simak cara atau aturan main penggunaan teknik scalping mudah dengan metode puria di bawah ini.
Aturan Teknik Scalping Mudah Dengan Metode Puria
Sama halnya dengan strategi trading pada umumnya, teknik scalping ini juga memiliki aturan main yang harus diterapkan. Tujuannya adalah agar Anda sebagai trader bisa menekan loss dan memaksimalkan profit, tentu saja sesuai dengan batas toleransi risiko Anda sendiri. juga bereksperimen sendiri dengan toleransi risiko masing-masing. Nah, apa saja yang perlu diperhatikan?
1. Rekomendasi Pair Mata Uang
Instrumen pair mata dalam trading forex jumlahnya sangat banyak, secara garis besar dibagi menjadi tiga jenis yaitu: pair mata uang major, cross dan eksotik. Biasanya, scalper akan memiliki list atau daftar mata uang favorit berdasarkan volatilitas atau besar pergerakan harganya.
Sama halnya dengan teknik scalping mudah metode puria ini, yang memiliki beberapa rekomendasi pair mata uang tersendiri. Seperti yang diulas oleh pipbear[dot]com, metode puria bekerja dengan baik di beberapa pair mata uang tertentu. Namun, masing-masing pair memiliki rekomendasi time frame dan jumlah Take Profit (TP) dari setiap pair mata uang tersebut. Lebih jelasnya lihat di bawah ini.
- AUD/JPY - M30 - TP 15 poin
- NZD/USD - H1 - TP 25 poin
- USD/CAD - H1 - TP 20 poin
- EUR/GBP - H1 - TP 10 poin
- USD/JPY - M30 - TP 15 poin
- GBP/USD - М30 - TP 20 poin
- USD/CHF - M30 - TP 10 poin
- EUR/CHF - H1 - TP 15 poin
- AUD/USD - M30 - TP 10 poin
- EUR/JPY - M30 - TP 15 poin
- CHF/JPY - H1 - TP 15 poin
- CAD/JPY - M30 - TP 20 poin
- EUR/USD - M15 - TP 15 poin
Indikator adalah tools yang disediakan sebagai alat pembantu analisa teknikal. Penggunaan indikator sangat dibutuhkan agar memperoleh hasil analisa terbaik sebagai landasan untuk menentukan open posisi. Trading dengan teknik scalping pada dasarnya menggunakan basis analisa teknikal, sehingga sangat memerlukan beberapa indikator pendukung.
Nah, pada teknik scalping mudah metode puria yang kita bahas kali ini, juga memerlukan beberapa indikator pembantu untuk menganalisa chart. Fungsinya adalah sebagai alat penentu timing atau waktu yang tepat dalam membuka posisi. Seperti yang telah disinggung pada bagian sebelumnya, terdapat setidaknya 2 indikator yang digunakan dalam teknik scalping mudah ini, yaitu indikator Moving Average dan Oscillator MACD. Aturan pemasangannya bisa diperhatikan pada penjelasan berikut ini:
1. Memasang 3 Indikator Moving Average, masing-masing dengan periode 85, 75, dan 5.
- Moving Average #1 yaitu Linear Weighted Moving Average (LWMA) periode 85.
- Moving Average #2 yaitu Linear Weighted Moving Average (LWMA) periode 75.
- Moving Average #3 yaitu Exponential Moving Average (EMA) periode 5.
3. Aturan Trading:
- Buy: Bila Moving Average periode 5 telah mem-break atau memotong garis Moving Average periode 75 dan 85 dari bawah ke atas. Kemudian, konfirmasi sinyal bisa dilihat setelah histogram MACD sudah berada di atas level 0.
- Sell: Merupakan kebalikan dari sinyal BUY, yaitu bila periode 5 telah mem-break atau memotong garis Moving Average periode 75 dan 85 dari atas ke bawah. Kemudian, konfirmasi sinyal bisa dilihat setelah histogram MACD sudah berada di bawah level 0.
- Jangan open posisi hingga candlestick terkonfirmasi sudah tertutup. Misalnya, Anda trading di USD/JPY pada pukul 08.04 WIB dengan time frame 15 menit. Maka sebaiknya tunggu penutupan candle dari pukul 08.00, dan baru lakukan open posisi di candle berikutnya yang terbentuk pada 08.15 WIB.
- Maksimal risiko setiap transaksi seharusnya tidak melebihi 2% dari total Balance Anda. Pahami dulu manajemen risiko terlebih dahulu agar trading Anda lebih disiplin.